Belajar
aktif menurut Rosyada (2004:165) adalah belajar yang memperbanyak aktifitas
siswa dan mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas
dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman
yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analitis dan
sintesis. Silberman (2006:9) mengemukakan bahwa :
Agar belajar jadi lebih aktif siswa harus
mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
gagasan dan memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar
aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah.
Pembelajaran aktif merupakan belajar dengan memaksimalkan aktifitas siswa
dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber untuk dibahas dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa dapat berbagai pengalaman yang
tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga kemampuan analitis dan
sintesis.
Menurut Samadhi (2008:47)
mengemukakan bahwa:
”Pembelajaran aktif adalah segala bentuk
pembelajaran yang memungkinkan siswa
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk
interaksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru dalam
proses pembelajaran tersebut”.
Agar
belajar matematika jadi aktif, siswa harus menggunakan seluruh kemampuannya
untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah yang diberikan dan menerapkan apa
yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif menuntut siswa bersemangat, gesit,
menyenangkan dan penuh semangat, sehingga siswa merasa lebih leluasa dalam
berfikir dan beraktifitas. Siswa dikatakan aktif dalam belajar matematika, jika
selama proses pembelajaran siswa dapat melakukan sesuatu dengan aktif.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Suryo Subroto (1997:71) menyatakan bahwa:
keaktifan siswa dapat dilihat dari:
1. Berbuat sesuatu untuk memahami materi
pembelajaran dengan penuh keyakinan.
2. Mempelajari, mengalami dan menemukan
sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan.
3. Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas
guru yang diberikan kepada siswa.
4.
Belajar dalam kelompok
5. Mencoba sendiri konsep-konsep
tertentu.
6. Mengkomunikasikan hasil pikiran,
pememuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
Berdasarkan
uraian di atas, maka implementasi yang dikemukakan oleh Suryo Subroto keakifan
siswa dapat dilihat dari:
1. Siswa dapat berbuat sesuatu untuk
memahami materi pembelajaran dengan penuh keyakinan.
2. Siswa mempelajari, mengalami dan
menemukan bagaimana memperoleh situasi pengetahuan.
3. Siswa merasakan bagaimana
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru kepadanya.
4. Siswa belajar dalam kelompoknya
masing-masing.
5. Siswa mencoba konsep-konsep tertentu yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
6. Siswa mengutarakan hasil pikirannya dan
penghayatannya berupa nilai-nilai secara lisan atau tulisan.
Kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran aktif adalah memberikan bantuan dan
dorongan kepada siswa sedangkan yang harus aktif selama proses pembelajaran
adalah siswa sendiri. Guru hendaknya sebagai fasilitator dan motifator.
Pembelajaran
aktif dikembangkan dari pernyataan konfosius, Hisyam Zaini (2005:17) mengatakan
:
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan, saya pahami
Lalu
pernyataan tersebut dimodifikasi dan diperluas oleh Silberman (2006:23) menjadi
Paham Belajar Aktif:
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau
diskusikan dengan orang lain, saya mulai paham
Dari yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan,
saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar